Jumat, 13 Februari 2009

Wallpaper

Dragon Ball Z

Db1 Rentang Waktu

Manga Dragon Ball terdiri dari dua pembagian utama, namun dalam pembagian tersebut masih bisa dibagi-bagi lagi yaitu :

Dragon Ball (saat Goku masih kecil)

Dragon Ball Z

Saiyan Saga

Planet Namec

Cell Saga

Buu Saga


CATATAN: Dragon Ball GT merupakan alternative universe, karena bukan merupakan karya asli Akira Toriyama dan tidak ada manganya.


Dragon Ball

Dragon Ball bercerita tentang seorang bocahbernama Goku yang hidup di tengah gunung sendirian. Dia lalu bertemu dengan Bulma, seorang gadis muda jenius, yang berusaha mengumpulkan 7 bola ajaib yang katanya bisa mengabulkan semua keinginan. Bola-bola tersebutdinamakan Dragon Ball.

Keterangan: Dragon Ball adalah 7 buah bola kristal yang tersebar di seluruh dunia, bola tersebut berwarna oranyedan miliki bintang di dalamnya, apabila seseorang berhasil mengumpulkan 7 buah Dragon Ball maka akan muncul sebuah dewa naga yang mampu mengabulkan sebuah permintaan apa saja, bahkan termasuk menghidupkan orang mati.Dalam perjalanannya bersama Bulma mencari Dragon Ball, Goku harus berhadapan dengan banyak rintangan. salah satunya adalah dari Tentara Pita Merah

. Kelompok ini mempunyai keinginan yang sama dengan Goku dan Bulma.

Tokoh-tokoh Dragon Ball

Goku

Bulma

Krillin

Master Roshi

Oolong

Yamcha

Puar

Chi-Chi

Ox King

Launch

Tien

Chiaotzu

Gohan

Goten

Vegeta

Trunks

Pilaf

Tao Pai Pai

Tentara Pita Merah

Piccolo

Tsuru-sennin

Cell

Vegeta

Buu

Babidy

Uub

Android #17

Android #18

Babidi

Baby

Broly

Turles

Bardock

Dragon Ball Z  Tenkaichi Budokai

Dragon Ball Z dimulai pada saat setelah "timejump" yaitu tepatnya setalah Goku menjadi remaja/dewasa. Pertama kali terlihat pada pertandingan Tenka Ichi Budokai. Bertemu lagi dengan Chi-Chi yang pada masa kecil berjanji untuk menikah. Singkat ceritanya finalnya adalah Piccolo muda vs Goku. Setelah Goku mengalahkan Piccolo, dia lalu memulai keluarga dengan Chi-Chi. Tenkaichi Budokai, adalah pertarungan bela diri sejagat. yang diadakan 5 tahun sekali (kemudian menjadi 3 tahun sekali). Peserta datang dari berbagai jenis ras yang ada di dunia Dragon Ball. Peserta juga datang dengan bermacam macam tujuan, ada yang ingin menguji sejauh mana kemampuan bertarungnya, ada yang berharap pada uang yang didapat, ada yang memang bertujuan untuk menghabisi lawannya

Peraturan

Pertandingan dilakukan di arena berbentuk segi empat

Dilarang menggunakan senjata dan pelindung tubuh

Dilarang membunuh lawan

Petarung dinyatakan kalah jika:

dalam hitungan kesepuluh gagal bangun dari pingsan

keluar dari arena

menyatakan menyerah

Tabel pemenang

Ke-

Juara I

Juara II

21

Jackie Chun

Goku

22

Tien

Goku

23

Goku

Majunia (Piccolo)

26

tidak ada

tidak ada (karena kehadiran Buu)

 
 
 
 
 
 
 
 

Saiyan Saga

Goku yang telah berkeluarga, memiliki seorang anak yang diberi Gohan, (nama ini diambil dari mendiang kakek Goku). Ketika Goku yang sedang mengajak Gohan mampir di Kame House, tiba-tiba bumi dikejutkan kedatangan bangsa Saiya yang bernama Raditz, akhirnya diketahui bahwa dia adalah kakak kandung Goku. Dia menceritakan asal-usul Goku yang ternyata berasal dari planet Vegeta, sekaligus nama aslinya, Kakarot.

Tujuan Goku dikirim ke bumi adalah untuk memusnahkan penduduk bumi yang kemudian planet bumi akan dikuasai oleh bangsa Saiya. Karena menolak melaksanakan perintah kakaknya, Raditz menyandera Gohan. Karena tidak mampu mengalahkan sendirian Goku meminta Piccolo bergabung. Akhir pertarungan Goku tewas berkorban bersama Raditz. Namum sebelum mati, melalui scouter Raditz memberitahukan kepada dua orang bangsa Saiya lainnya yang akan datang ke Bumi

setahun mendatang. Scouter adalah alat canggih berbentuk kacamata, yang digunakan untuk berkomunikasi oleh para Saiya, dan juga mampu untuk mendeteksi level tarung seseorang.

Piccolo lalu mengambil Gohan untuk dilatih menghadapi bangsa Saiya yang akan datang tersebut. Dia melatih Gohan tanpa belas kasihan. Akhirnya tiba saat penentuan. Sementara itu Goku berlatih di dunia orang mati bersama King Kai, agar bisa menghadapi musuh berikutnya.

Planek Namek

Setelah pertempuran dengan Vegeta dan Nappa di bumi, yang memakan korban para Z-fighters, temasuk Piccolo, maka Dragon Ball pun turut musnah. Setelah berdiskusi dengan King Kai, diketahui bahwa di planet Namek, planet asal dari Piccolo masih terdapat spesies bangsa Namek yang masih hidup dan berkembang. Dengan demikian para Z-fighters berharap ada Dragon Ball di planet tersebut dan berangkat dengan pesawat luar angkasa bangsa namek asli yang membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk sampai ke planet Namek. Setelah sampai di planet Namek, ternyata sudah dijajah oleh Frieza dan kroni-kroninya yang mempunya power level jauh lebih kejam dan lebih kuat dari Vegeta. Bahkan alat komunikasi dan pesawat luar angkasa mereka dihancurkan.

Sementara itu di Bumi, Goku yang masih terbaring di rumah sakit, mendapat kunjungan dari Yajirobe yang memberikan kacang ajaib. Setelah sembuh segera ia menyusul Bulma, Gohan dan Krillin yang telah berangkat lebih dahulu dengan pesawat lebih canggih yang dibuat berdasarkan pesawat bangsa Saiya, hanya membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Dalam perjalanannya Goku berlatih di dalam pesawatnya yang telah dilengkapi mesin gravitasi x 100 oleh bantuan Dr. Briefs (ayahnya Bulma).Dalam pertengahan cerita, Vegeta terpaksa bergabung dengan Z-fighters demi mengalahkan Frieza. Namun akhirnya tewas oleh Frieza, setelah ia menceritakan legenda Super Saiyan kepada Goku. Akhir cerita, Goku akhirnya berubah menjadi Super Saiyan namun hanya sekejap karena pada saat pertarungan berakhir, ternyata planet Namek meledak hancur berkeping keping.

Cell Saga

Setelah planet Namek meledak. Mendadak Z-fighters dikejutkan oleh kedatangan seorang pemuda yang menghabisi Frieza dengan wujud Super Saiyan. Bahkan lebih mengejutkan ia mengatakan bahwa Goku masih hidup dari ledakan di planet Namek.Setelah menanti selama 3 jam, akhirnya Goku sampai di bumi, dan si pemuda misterius itu mengungkapkan (hanya kepada Goku) bahwa ia adalah pemuda dari masa depan yang bernama Trunks. Ia mengatakan bahwa pada waktu XXX akan muncul dua androids yang sangat hebat dan sadis yang membuat masa depan seperti neraka, bahkan dalam wujud Super Saiyan sekalipun mereka tidak tertandingi dan membunuh seluruh Z-fighters. Ia bercerita bahwa Goku di masa depan bukanlah terbunuh oleh android melainkan oleh suatu penyakit. Demi mencegah masa depan yang dialaminya, Trunks memberikan obat dari masa depan (yang mengakibatkan dunia pararel)

Dari garis waktu yang menyimpang tersebut, muncul lagi dua android yang tidak diketahui, yaitu Android #19 dan Android #20 (Dr. Gero) yang memiliki dendam kepada Goku karena pada waktu kecil, Goku telah menghancurkan Red Ribbon Army (Tentara Pita Merah). Mereka sangatlah kuat. Android #20 nyaris membunuh Yamcha dengan menyerap habis energinya.Tetapi bisa diselamatkan dengan kacang senzu. Sementara Goku memulai pertarungannya dengan Android #19. Tetapi Android #19 lebih kuat dari Goku. Goku hampir terbunuh sama halnya dengan Yamcha. Akan tetapi,tiba-tiba penyakit jantung yang pernah diceritakan oleh trunks menyerang Goku lebih awal dari yang diperkirakan. Yamcha langsung membawa dan merawat Goku.

Vegeta yang baru saja berlatih di luar angkasa pulang kembali ke bumi dengan kemampuan barunya untuk menjadi super saiya-jin. Ia mengalahkan Android #19 dengan menggunakan jurus Big Bang Attack. Android #20 yang sudah hampir terkalahkan dan terbongkar identitasnya, Kembali ke laboratoriumnya yang terletak di gunung utara untuk mengaktifkan kembali Android #17 dan Android #18. Inilah android yang pernah diceritakan oleh Trunks. Tetapi,mereka lebih kuat dari perkiraan Trunks.

Buu Saga

Diawali dengan pertandingan bela diri sejagat yang kembali diadakan. Kejuaraan ini diikuti oleh Goku yang sengaja datang dari alam orang mati, Gohan yang menyamar menjadi Great Saiyaman, Vegeta, Piccolo, Krillin, dan lain-lainnya. Hanya Yamcha dan Tien serta Master Roshi yang tidak ikut pertandingan.

Pada saat pertandingan, ternyata ada kejadian dimana lawan tarung Gohan memintanya berubah menjadi Super Saiyan. Ketika berubah menjadi Super Saiyan tiba tiba Gohan disergap oleh dua orang suruhan Babidy. Kedua orang tersebut ditugaskan untuk mencari energi yang besar, yang diperlukan untuk membangkitkan Buu. Monster yang berabad-abad lalu pernah nyaris menghancurkan alam semesta.

Setelah Buu terbebas dari sangkarnya, dengan serta merta tidak ada yang bisa menandinginya. bahkan Vegeta yang sengaja meledakkan energi dalam tubuhnya, hanya mengakibatkan kematiannya saja, dengan Buu tetap bisa hidup.Gohan yang disangka sudah tewas dalam pertempuran melawan Buu, ternyata berhasil diselamatkan King Kai ke alam Kaioo. Di sana ia berlatih untuk bisa mengalahkan Buu. Sementara Goku yang hanya punya waktu terbatas (karena datang dari alam orang mati) mengajarkan fusion kepada Trunks dan Goten setelah menyadari kekuatan yang dimiliki anak-anak tersebut jika bergabung ada kemungkinan bisa mengalahkan Buu.Dan dalam pertarungan melawan Buu untuk kesekian kalinya, akhirnya berhasil dimusnahkan dengan jurus Spirit Bomb yang dilemparkan Goku. Namun dalam versi resminya, adalah Mr. Satan (biasa juga disebut Hercule) yang dianggap menyelamatkan bumi, sekali lagi.

Daftar komik

Songoku dan Kawan-Kawannya

Kemelut Dragon Ball

Tenkaichi Budokai Dimulai

Pendekar Tangguh

Teror Mussle Tower

Kegagalan Burma

Pengejaran Jendral Blue

Songoku Menyerang

Baba Si Peramal

Kembalinya Ayah Upa

Pertarungan Super

Misteri Raja Iblis Pikkoro

Serangan Balik Songoku

Strategi Selanjutnya

Pertarungan Antar Jagoan

Pertarungan Antara Naga dan Harimau

Kengerian Yang Belum Pernah Ada

Songohan dan Raja Iblis Pikkoro

Serangan Bangsa Saiya

Pertarungan Super

Menuju Planet Namec

Perlawanan Manusia Planet Namec

Pasukan Ginyu Yang Menakutkan

Songoku atau Ginyu

Freeza Berubah Wujud

Pikkoro Melawan Freeza

Freeza Kewalahan

Pemuda dari Masa Depan

Songoku Kalah

Firasat Buruk

Cell Mengancam

Cell Mencapai Wujud Sempurna

Permainan Cell Dimulai

Ksatria yang Melebihi Songoku

Selamat Tinggal Para Pahlawan

Lahirnya Pahlawan Baru

Siasat Mulai Berjalan

Songoku Melawan Bezita

Selamat Jalan Ksatria Terhormat

Senjata Rahasia Terakhir!

Super Gotenks!

Bye Bye Dragon Ball

Trivia

Komik serial Dragon Ball yang terbit pada era Orde Baru di Indonesia tidak boleh memuat karakter Kanji sehingga terjadi beberapa keanehan.

Dragon Ball pernah ditayangkan di Indosiar setiap hari Minggu pagi selama setengah jam dan dari episode pertama sampai terakhir penayangan dibutuhkan Indosiar selama 10 tahun, yang merupakan serial televisi terlama yang pernah ditayangkan dalam sejarah Indosiar. Dan Indosiar stasiun pertama dan satu - satunya yang menanyangkan anime Dragon Ball sampai tamat.

Launch menghilang secara misterius setelah rentang waktu Dragon Ball Z. sampai pada saat terakhir ketika Goku meminta tolong kepada penduduk semesta untuk membuat Spirit Bomb (Bola Semangat), Launch sempat dimunculkan. Sejarah pemilihan nama-nama tokoh Dragon Ball

Orang Saiya dinamakan berdasarkan nama-nama sayur

Saiya adalah anagram dari Yasai = Sayur

Goku = Kakarot = Carrot = Wortel

Raditz = Radish = Daikon = Lobak

Jepang

Vegeta = Vegeta = Vegetables = Sayuran

Broly = Broccoli = Brokoli

Keluarga Goku berdasarkan makanan

Gohan = Nasi

Pan (anak Gohan) = Roti

Keluarga Bulma dinamakan berdasarkan nama nama pakaian

Trunks = Celana

Bra = Beha

Kelurga Mr. Satan dinamakan berdasarkan nama nama iblis

Videl, anak Mr. Satan adalah anagram dari Devil

Naruto




Kamis, 12 Februari 2009

Eyeshield 21


Eyeshield 21

Langsung ke: navigasi, cari
Eyeshield 21 adalah manga dan anime karya Inagaki Riichiro dan Murata Yuusuke yang bercerita tentang seorang sekelompok murid SMA yang berada di sebuah klub sepak bola Amerika di sekolahnya. Eyeshield pertama kali diterbitkan di Jepang oleh Shueisha dalam majalah Shonen Jump. Di Indonesia, manga ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo dan Real Comics.
Eyeshield 21 terbitan Elex Media Komputindo sekarang baru mencapai volume 20. Sedangkan di Jepang sudah mencapai vol.23 dan di Shonen Jump di chapter 283rd Down-284th Down dengan final Christmas Bowl Deimon Devil Bats vs. Teikoku Alexanders, yang merupakan juara dari timur, sedangkan Deimon adalah juara dari wilayah barat..

Plot
Awalnya manga ini menceritakan tentang dua pemuda pemain sepak bola amerika yang berada di satu sekolah.Kedua pemuda ini mempunyai kemampuan yang berbeda, yang satu keahliannya di bidang tenaga dan yang satu lagi mempunyai keahlian di bidang teknik. Kedua pemuda ini mempunyai impian yaitu bermain di stadion nasional Jepang dan menjadi juara di tingkat nasional. Akan tetapi, mereka berdua tidak mempunyai tim yang lengkap untuk bermain sebagai tim yang utuh . Untuk mengatasi itu, salah satu pemuda itu mempunyai ide untuk membuat klub sepak bola amerika di sekolahnya. Akhirnya, klub itu terwujud.
Akan tetapi, pada tahun pertama, klub itu kurang diminati oleh para murid di sekolahnya,yang akhirnya membuat mereka gagal ke liga nasional. Di tahun kedua,mereka pun mencoba mencari pemain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka pun menemukan pemain yang mereka idamkan selama ini. Dia dijuluki "Eyeshield" karena dia memakai pelindung mata pada pelindung kepalanya untuk mencegah identitas dia diketahui oleh orang lain, dan perjalanan panjang pun dimulai dari sini.

Tokoh
Kobayakawa Sena
Tim Deimon Devil Bats (泥門デビルバッツ, Tim Deimon Devil Bats?)
· Kobayakawa Sena (小早川瀬那, Kobayakawa Sena) Pengisi Suara : Miyu Irino
Sena adalah seorang murid SMA Deimon yang lemah. Sejak SD, Sena sudah dijadikan budak oleh teman-temannya. Sena juga memiliki teman masa kecil bernama Anezaki Mamori (姉崎まもり, Anezaki Mamori) yang selalu melindunginya jika diganggu oleh anak lain. Walaupun begitu, Sena menjadi memiliki kaki yang (amat) cepat karena sering berlari. Lalu suatu saat, ketika Sena berhasil lulus tes masuk, ia dijebak Hiruma untuk mendapatkan alamat rumahnya, lalu memasukan banyak brosur klub sepak bola Amerika di rumahnya. Tapi, yang membuat dia manjadi tertarik ingin masuk klub karena dia ingin menjadi syumu (sekretaris klub) tersebut. Tapi, lama-kelamaan dia akhirnya bersemangat menjadi seorang pemain juga. Saat SD, Sena sudah dijadikan budak oleh teman-temannya. Yang menyelamatkan dia adalah Kaitani Riku, teman sekelasnya. Riku mempunyai kaki yang cepat dan dialah yang mengajarkan Sena cara lari cepat agar Sena tidak diganggu lagi oleh teman-temannya. Tapi, Sena malah menggunakana lari nya supaya lebuh cepat saat disuruh-suruh. Sayangnya, Riku hanya 2 minggu sekelas dengan Sena karena orang tuanya pindah kerja. Tapi ia akan bertemu Sena lagi dalam posisi sebagai runner back Seibu Wild Gunmans. Ia melatih kecepatan kakinya dengan teknik lari yang diajarkan Riku, selama 6 tahun,sehingga kecepatan larinya makin cepat.
Statistik:
1. Rekor lari 40 yard: 4.2 detik, sementara kecepatan normalnya 5 detik.
2. Bench Press: 10 kg, 40 kg di vol. 5, dan 45 kg in di. 10
3. Posisi: Running Back / Sekretaris Klub
4. Nomor Pemain: 21
5. Kelas 1 SMA
· Yoichi Hiruma (蛭魔 妖一, Hiruma Yōichi) Pengisi Suara : Atsushi Tamura

Yoichi Hiruma
Hiruma adalah kapten tim sepak bola Amerika ini. Dia memiliki telinga yang lancip dan gigi-gigi yang tajam dan menyerupai setan. Dia juga selalu membawa senjata-senjata api kemana-mana. Dia adalah seorang yang licik dan kejam. Dia juga selalu memanfaatkan kelemahan orang lain demi mencapai keinginannya. Hiruma memiliki buku saku yang bernama "Buku Ancaman". Buku tersebut berisi rahasia-rahasia pribadi milik banyak orang. Dia menggunakannya untuk mengancam orang yang tidak mau menurutinya. Dulu tim Devil Bats ini hanya berisikan 3 orang saja, yaitu: Hiruma, Kurita, dan Musashi. Ketika bertanding, mereka selalu meminta bantuan dari klub lain. Lalu, pada akhirnya, Musashi keluar dari Deimon. Sehingga Devil Bats hanya berisi 2 orang saja. Maka dari itu, Hiruma dan Kurita selalu berusaha mendapatkan pemain, bagaimanapun caranya. Hiruma sangat JENIUS dan juga merupakan murid terpintar di SMA Deimon bersama Anezaki Mamori dan Yukimitsu Manabu, meski itu masih agak misteri. Hiruma dan Agon dari tim Shinryuji Naga adalah musuh bebuyutan. Hiruma tampak sangat membenci Agon karena Agon telah membuat Kurita tidak diterima di Shinryuji. Pada awalnya, Hiruma, Musashi dan Kurita ingin masuk SMA Shinryuji yang klub Amefuto nya sangat kuat. Musashi dan Hiruma berhasil lulus tes masuk SMA Shinryuji tetapi Kurita yang paling bodoh di antara mereka terpaksa tidak mengikuti tes, tetapi tes dalam bidang olahraga. Seharusnya Kurita bisa lulus, tetapi Agon malah memilih mengikuti tes bidang olahraga karena dia tidak suka orang seperti Kurita sehingga Kurita gagal. Hiruma adalah tokoh yang paling misterius di cerita ini karena sama sekali tidak ada keterangan apapun kecuali namanya. Dia juga sangat kasar sehingga selalu memanggil nama orang dengan tambahan "sialan". Misal untuk Sena dan Monta adalah cebol sialan, Mamori adalah manajer sialan dan Kurita adalah babi/gendut bodoh. Meski tentang keluarga Hiruma sama sekali tidak diketahui, namun sepertinya hubungan Hiruma dan ayahnya tidak baik. Sebab ketika ayah Hiruma meneleponnya (Hiruma tidak tahu, hpnya dalam keadaan voice mail, yang mendengar adalah Mamori) dia berkata, "Apa ini Youichi? Ayah menonton pertandinganmu dan ayah mengucapkan selamat karena kamu berhasil menang..Ayah tahu kamu masih membenci Ayah dan bahkan kamu tidak mau mengangkat telepon dariku.."
Statistik:
1. Rekor lari 40 yard: 5.0 detik
2. Bench Press: 75 kg
3. Posisi: Quarterback
4. Nomor Pemain : 1
5. Kelas 2 SMA
· Ryokan Kurita 栗田 良寛 Kurita Ryōkan Pengisi Suara : Kouichi Nagano
Kurita adalah teman dari Hiruma. Dia adalah pemain terbesar dan terberat di Deimon Devil Bats. Ayah Kurita adalah seorang pengawas aliran Budha Morenshu. Karena menurutnya biksu masa depan harus dibesarkan menjadi kuat, ia jadi memberi Kurita makanan yang berlebihan. Kurita memang teman dari Hiruma, tetapi dia orang yang sangat baik. Saking baiknya, di versi anime dia tidak pernah menggunakan kekuatan aslinya sampai Onihei kesal padanya dan mengajarkan bahwa sebagai seorang Line dia tidak boleh merasa kasihan pada lawannya. Kurita orangnya agak pesimistis dan penakut bila akan bertanding namun bila sudah di lapangan dia akan berubah sebagai Line yang hebat. Kurita merupakan Line terbaik di Turnamen Musim Gugur, sedangkan Sena sebagai runner back terbaik.
Statistik:
1. Rekor lari 40 yard: 6.5 seconds
2. Bench Press: 160 kg
3. Posisi: Lineman
4. Nomor Pemain: 77
5. Kelas 2 SMA
· Anezaki Mamori姉崎まもり Anezaki Mamori Pengisi Suara : Aya Hirano

Anezaki Mamori
Anezaki Mamori adalh teman sejak kecil Sena. Dia selalu melindungi Sena dari kenakalan teman-temannya. Paling sering bertengkar dengan Hiruma, manajer Devil Bats ini sangat suka ngemil kue sus sehingga sering diejek Hiruma soal makannya yang banyak (terbatas cuma untuk kue sus, dia mendapat peringkat pertama tokoh yang makan paling banyak di Eyeshield 21). Mamori merupakan blasteran Amerika-Jepang dan seperempat Amerika, karena itu rambutnya cokelat dan matanya biru karena neneknya adalah orang Amerika.
Awalnya Mamori tidak tahu kalau Sena adalah Eyeshield 21, makanya dia selalu melarang Sena melakukan latihan ala sparta dengan anggota lainnya. Mamori sangat over protective terhadap Sena, karena dianggapnya Sena itu lemah, tapi setelah tahu bahwa Sena adalah Eyeshield 21, akhirnya Mamori menyesal dan tidak terlalu mengekang Sena untuk melakukan apa yang diinginkannya. Mamori adalah anggota komite disiplin yang sangat pandai dan cantik sehingga populer di kalangan anak laki-laki di SMA Deimon. Bahkan Monta, Satake, dan Yamaoka suka dengannya. Selain itu, beberapa cowok dari Shinryuji Naga seperti Agon dan Ikyuu juga tertarik padanya. Kata favorit Mamori adalah "Sena wo ijime naide!!" (=jangan ganggu Sena!). Mamori ini hampir sempurna kalau dia tidak parah dalam seni rupa hingga gambarnya jelek sejelek anak SD. Setelah mengetahui Sena adalh Eyeshield, Mamori memotong rambutnya dan berkata ia hanya ingin mengganti sudut pandangnya selama ini.
Walaupun sering bertengkar dengan Hiruma, Mamori sering menunjukkan sikap lembut pada Hiruma dan tanpa sadar sudah menjadi orang yang dekat dengan Hiruma selain Musashi dan Kurita.
Senjata Rahasia :
1. Kode Rahasia : Mamori mempelajari kode rahasia untuk mengirim taktik dari bench, biasanya dia mengunakan ini bersama Hiruma supaya lawannya tidak mengerti taktik apa yang diberikan olehnya.
Statistik :
Bench Press : 20 kg
Posisi : Manager tim
Kelas : 2 SMA
· Taki Suzuna
Suzuna adalah kapten tim cheerleader Deimon Devil Bats. Orang nya ceria, berisik, dan sangat manis. Meskipun dia sering diejek oleh yang lainnya karena dia kalah seksi dengan cheerleader Deimon lainnya, namun Suzuna ini sangat lincah dan pandai memainkan rollerblade sehingga dia selalu memakainya kemana-mana. Di anime dia diperkenalkan pada episode 22-23 yaitu pada awal episode. Namun di komik dia baru diperkenalkan pada volume 10 saat Sena tersesat di Amerika. Suzuna sangat benci dipanggil dengan marganya, Taki. Makanya dia selalu melarang Sena memanggilnya Taki-san (-san merupakan akhiran tanda hormat) meski awalnya Sena selalu malu-malu memanggilnya Suzuna, akhirnya Sena terbiasa juga. Suzuna mempunyai kebiasaan memberikan nama panggilan aneh kepada teman-temannya, seperti pada Monta (=MonMon), Mamori (=Mamo-nee), dan Hiruma (=You-nii) sehingga Monta dan Sena selalu khawatir pada keselamatan nyawa Suzuna. Suzuna tidak pernah pacaran, namun dia sangat tertarik pada masalah cinta orang lain, terutama pada Mamori. Suzuna sering bertengkar dengan Monta karena Monta sangat sebal dengan sifat Suzuna yang blak-blakan. Dia pernah salah mengira Suzuna dan Sena sedang ciuman di komik bonus peringatan 100th Down, padahal saat itu Suzuna sedang memaksa Mamori memakai seragam Eyeshield. Suzuna punya kakak yang bodoh bernama Taki Natsuhiko. Alasan bahwa Suzuna benci dipanggil Taki adalah karena mirip nama kakaknya.
· Raimon Tarou aka. Monta
Raimon, yang biasa dipanggil Monta adalah pemain no.80 di Deimon Devil Bats dengan posisi receiver. Awalnya Monta adalah anggota klub baseball tapi karena keahliannya cuma catching, dia cuma mendapat posisi di tim tiga. Setelah dibujuk Sena, dan tipuan dari Hiruma karena ia tahu Monta menyukai Mamori sehingga ia bilang bahwa Eyeshield adalah orang jahat yang cuma mamanfaatkan Mamori, jadi ia bilang pada Monta agar masuk klub untuk menyelamatkan Mamori. Monta sangat kesal dipanggil Monta tapi setelah diberitahu Hiruma bahwa nama itu diambil dari nama Joe Montana Monta akhirnya tidak keberatan. Monta sangat menyukai Mamori, dan selalu berusaha menarik perhatiannya walaupun selalu berakhir tragis.
Statistik:
1. Rekor Lari 40 yard: 5.0 seconds
2. Bench Press: 40 kg
3. Posisi: Wide Receiver
4. Nomor Pemain: 80
5. Kelas 1 SMA
· Takekura Gen aka. Musashi
Musashi yang mukanya seperti orang tuanya ini adalah kicker hebat yang dijuluk 60-yard Magnum meski cuma akal-akalan Hiruma. Musashi terpaksa keluar dari tim karena harus menjalankan usaha kontraktor keluarganya karena ayah Musashi sakit parah. Saat itu juga Musashi juga keluar dari tim dan SMU Deimon. Namun pada pertandingan melwan Seibu Wild Gunmans, akhirnya ia kembali masuk Deimon Devil Bats. Sebenarnya Musashi masih ingin bermain Amefuto dengan Hiruma dan Kurita, namun ia terpaksa berhenti. Ia kembali setelah dipukul ayahnya agar Musashi jujur pada diri sendiri. Musashi dipanggil demikan karena kanji Takekura bisa dibaca Musashi.
Statistik:
1.Rekor Lari 40 yard: 5.6 seconds
2.Bench Press: 90 kg
3.Posisi: Kicker
4.Nomor Pemain: 11
5.Kelas 2 SMA
· Taki Natsuhiko
Baru muncul di volume 10, kakak Suzuna yang bego sejati ini sangat gemar mengucapkan "AHA-HA~" dan menjuluki dirinya sebagai jenius. Sena bertemu dengannya saat ujian masuk pemain San Antonio Armadillos di Amerika. Natsuhiko tidak lulus, malah Sena yang lulus, tapi ia pergi sebelum namanya diumumkan. Natsuhiko orangnya tidak mau kalah, dan sangat dibenci oleh tiga bersaudara Ha Ha dan Monta karena sering sok akrab pada Mamori pula. Natsuhiko sering tersesat karena terlalu pd kalau naik bis, ia pasti tersasar entah ke Nagano atau daerah lain yang jauh.
· Yukimitsu Manabu
Yukimitsu adalah murid yang sangat pintar. Dia juga sangat rajin. Dia rajin pula latihan di klub karena ia yang paling lambat (no.2 setelah Kurita) di klub. Sebenarnya dia gagal pada tes masuk klub, tapi karena Hiruma terkesan padanya yang sudah bersusah payah stengah mati, akhirnya ia "diluluskan" oleh Hiruma. Dia sudah kelas dua, namun tetap ikut klub karena ia tidak ingin menyianyiakan masa mudanya hanya dengan belajar. Sejak kecil, Yukimitsu selalu dipaksa ibunya untuk belajar dan tidak boleh ikut klub. Setelah melihat penampilan Eyeshield 21, ia menjadi kagum dan memutuskan untuk ikut klub. Ia menyesal kenapa tidak ikut klub setahun lebih cepat karena ia tidak masuk tim reguler saat turnamen musim gugur. Ia baru masuk pada "Turnamen Kanto" saat melawan Shinryuuji Naga dan berhasil mencetak satu touch down melawan Agon dengan posisi receiver. Walaupun fisiknya tidak menunjang, tetapi kemampuannya membaca permainan dan posisi lawan (hasil dari mempelajari rekaman pertandingan sebelumnya) dan semangatnya yang luar biasa, membuat semua yang meremehkannya (Agon, Ikkyu) harus membayar mahal.
Statistik:
1. Rekor Lari 40 yard: 5.6 detik
2. Bnch Press: Tidak diketahui
3. Posisi: Wide Receiver
4. Nomor Pemain: 16
5. Kelas 2 SMA
· 3 Bersaudara Ha Ha
3 Bersaudara Ha Ha terdiri dari: Juumonji Kazuki, Kuroki Koji, dan Toganou Shouzou. Kenapa mereka disebut 3 Bersaudara Ha Ha? Sebab kalau ada apa-apa mereka pasti bilang: Toganou: HA?; Juumonji: HAA?; Kuroki: HAAAH?!. Mereka djuluki demikian oleh Hiruma meski mereka nggak ada hubungan saudara. Mereka sudah berteman sejak SMP. Dari dulu mereka adlah berandalan namun pada akhirnya mereka merasa diakui setelah bermain Sepak bola Amerika di Devil Bats dan mulai bertambah serius. Posisi mereka bertiga adalah Line. Awalnya mereka selalu menjahili Sena, tetapi setelah diancam Hiruma dan mengetahui Sena adalah Eyeshield 21, mereka menjadi baik pada Sena. Juumonji adalah yang paling normal diantara mereka bertiga, dan dijuluki "kakak" oleh dua sahabatnya itu. Toganou sangat suka membaca manga serta membawanya kemana-mana, sedangkan Kuroki sangat pandai main video games.
Statistik:
1.Rekor Lari 40 yard:
*Juumonji: 5.5 detik
*Kuroki: 5.1 detik
*Togano: 5.5 detik
2.Posisi: Lineman
*Juumonji: Defensive End
*Kuroki: Linebacker
*Togano: Defensive End
3.Bench press: 65 kg, 85 kg
4.Nomor Pemain:
*Juumonji: 51
*Kuroki: 52
*Togano: 53
5.Kelas 1 SMA
· Komusubi Daikichi
Cowok kuat pendek dengan hidung merah ini merupakan murid Kurita. Ayahnya seorang pekerja pemindahan rumah. Walaupun kuat, Komusubi sering merasa minder dengan tubuhnya,apalagi ketika ia akan mengahdapi Mizumachi dari Kyoshin Poseidon. Namun ia berhasil membuktikan kalau tinggi badan bukan masalah. Kata-katanya sering tidak dimengerti karena ia selalu menggunakan bahasa powerful.
Musik
Lagu pembuka
1. BREAKTHROUGH oleh Coming Century
2. Innocence oleh 20th Century
3. Dang Dang oleh ZZ
4. Blaze Line oleh BACK ON
5. Hanno no Runningback oleh SHORT LEG SUMMER
Lagu penutup
1. Be Free oleh Rikkenzu
2. Blaze Away oleh The TRAX
3. GOAL oleh Arashiro Beni
4. RUN TO WIN! oleh Sena, Monta, Kurita dan Mamori
5. a day dreaming... oleh BACK ON
6. Flower oleh BACK-ON
7. Song Of Power oleh SHORT LEG SUMMER
· Insert Song
1. Be Survivor oleh ZZ
2. Chain of Power oleh Deimon Devil Bats
3. MIDNIGHT SUNSHINE oleh Ojou White Knights
4. Chain Of Power oleh V6

Selasa, 10 Februari 2009

Naruto Wall




Death Note
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Death Note adalah judul sebuah serial manga Jepang yang ditulis oleh Tsugumi Ohba dan ilustrasi oleh Takeshi Obata. Manga ini menceritakan tentang Light Yagami, seorang siswa jenius yang secara kebetulan menemukan “Death Note” milik shinigami (dewa kematian). Direalisasikan di majalah Shonen Jump dari Januari 2004 hingga Mei 2006 dengan total 108 bab. Versi tankoubonnya terbit sebanyak 12 jilid dan 1 jilid spesial yang berjudul How to Read 13 yang berisi tentang penjelasan dan profile tentang Death Note.
Manga
Manga Death Note terdiri dari 12 jilid tankoubon dan 1 jilid
Layar lebar
Dalam versi layar lebarnya, Death Note dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Death Note, Death Note The Last Name, dan Death Note 3,5. L Change The World.
Cerita Death Note berawal ketika Light Yagami (Raito Yagami) menemukan sebuah buku yang ternyata milik Shinigami (Dewa Kematian) bernama Ryuk (Ryuku). Di dalam Death Note milik Ryuk, terdapat cara menggunakan Death Note yang ditulis olehnya sendiri. Death Note ini kemudian digunakan untuk mewujudkan idealismenya yaitu untuk menciptakan dunia baru yang bersih dari kejahatan, dengan dirinya sebagai Dewa.
Kemudian Death Note ini dia gunakan untuk membunuh para kriminal. Mendapatkan data para kriminal dari televisi maupun mencuri data kepolisian pusat (ayahnya, Shoichiro Yagami adalah seorang polisi). Ternyata tindakannya ini mengundang berbagai reaksi, baik dari masyarakat, para petinggi Jepang, bahkan dari para petinggi internasional. Kebanyakan masyarakat setuju dengan tindakan pembersihan dunia itu, namun para petinggi tidak menyetujuinya karena tindakan tersebut bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.
Tidak hanya itu hambatan yang ditemui Raito (yang dijuluki KIRA, sebutan untuk Killer dalam dialek Jepang) untuk mewujudkan dunia yang bersih, dia juga harus berhadapan dengan L yang selanjutnya dikenal dengan nama Ryuzaki (nama asli L adalah L Lawliet). L adalah seorang detektif profesional muda bertaraf internasional yang hanya bergerak di belakang layar. Setelah bertemu L Lawliet, jalan cerita "Death Note" menjadi semakin menarik (ditambah dengan munculnya Kira Kedua dan sebagainya, dalam versi anime dan manganya).
Death Note The Last Name menceritakan tentang Kira Kedua yaitu seorang artis yang baru naik daun bernama Misa Amane, diceritakan juga asal usul mengapa Misa memiliki buku Death Note yang kedua. Misa memiliki buku death Note yang kedua karena dewa kematian yang selalu menjaga Misa (bernama Jealous) mati untuk menyelamatkan Misa yang akan dibunuh oleh seorang penjahat. Jelaous memperpanjang umur Misa, namun dengan begitu maka Jealous hancur menjadi pasir. Jealous kemudian meminta sahabatnya yang juga dewa kematian bernama Rem, Rem kemudian menjaga Misa dan mengajarkan bagaimana cara menggunakan Death Note. Misa yang telah kehilangan seluruh keluarganya karena dibunuh oleh seorang perampok. Misa yang melihat wajah pembunuh itu kemudian melaporkan pembunuh itu, namun karena kesaksian Misa tidak cukup kuat, maka pencuri itu kemudian dibebaskan. Misa yang sedih berlarut-larut dalam kesedihannya kemudian melihat berita bahwa pencuri itu telah mati karena serangan jantung. Misa Amane kemudian sangat memuji KIRA.
Light Yagami kemudian dicurigai oleh L sebagai Kira. Saat sedang diinterogasi dalam Markas Besar L, ternyata Kira Kedua beraksi dengan 'mata'-nya. Kira Kedua membunuh semua yang menentang KIRA. Kira Kedua memberikan sebuah rekaman suara yang menginginkan agar semua orang menyetujui kira yang dikirimkan ke Sakura TV. Kemudian datanglah Ayah Light (Shoichiro Yagami) ke stasiun TV itu. Di Stasiun TV sakura, Shoichiro kemudian memaksa Produser Sakura TV untuk menghentikan acara itu, karena ditodong pistol, produser itupun kemudian terpaksa menghentikan acara tersebut.
Khawatir akan Kira I dan Kira Kedua bertemu, L memerintahkan untuk membuat rekaman suara yang isinya adalah untuk agar Kira Kedua menyerahkan diri sebelum bertemu dengan Kira I. Tanpa disangka-sangka, ternyata Kira Kedua, Misa Amane telah jatuh cinta kepada Light (Kira I). Misa kemudian mendatangi rumah Light dan menyerahkan Death Notenya. Misa meminta agar Light menjadi kekasihnya.
L menemui Light di kampusnya sambil menanyakan kedatangan Misa kerumahnya kemarin malam. Ryuzaki yang memakai topeng kemudian bertemu dengan Misa Amane. Misa kemudian membaca nama asli Ryuzaki. Misa kemudian dirubungi oleh para Fansnya di kampus Light dan menyatakan bahwa Light adalah kekasih Misa. Dikerumunan itu, Ryuzaki mengambil Handphone Misa. Ketika Misa dan Ryuzaki pergi, Light menelepon Misa yang kemudian diangkat oleh Ryuzaki. Dilain sisi, Misa sudah diamankan oleh polisi anak buah Ryuzaki.
Misa dipaksa untuk mengatakan apakah dia adalah kira dan siapakah kira I, namun karena cintanya kepada Light Yagami, dia tetap diam. Misa kemudian meminta Rem menghapus memori tentang death note dari pada dia harus mengatakan Light adalah Kira I. Rem kemudian mendatangi Light dan mengancam akan membunuh Light jika sesuatu terjadi kepada Misa. Light kemudian menyembunyikan Death Note yang dimilikinya dan menyuruh Rem untuk mencari pemilik Death Note baru, Rem yang ingin Misa selamat kemudian menyetujui Light dan pergi mencari orang untuk menjadi Kira III.
Rem kemudian menyerahkan Death Note-nya kepada seorang gadis di Sakura TV bernama Yamada. Yamada kemudian membunuhi para penjahat dan menyiarkan di TV untuk Mensuport Kira. Misa yang telah kehilangan ingatannya kemudian mulai berbicara tentang Light, namun hanya mengatakan tentang masa pacaran dan bertemunya di Sakura TV. Lightpun kemudian menghilangkan ingatannya, Light dan Misa kemudian dibebaskan. Light yang kehilangan ingatannya tentang Death Note kemudian membantu Ryuzaki untuk mencari Kira III. Dengan bantuan Light, kemudian Kira III ditemukan dan dijebak dengan ancaman bahwa video pengintai kamarnya akan diberitahukan kepada seluruh dunia. Takut akan ancaman tersebut, Yamada kemudian nekat untuk menuliskan nama orang yang akan menyiarkan videonya didalam Death Note. Yamada yang mengetahui bahwa dia tak bisa membunuh orang itu kemudian datang ke Sakura TV. Disana semua agen polisi, Ryuzaki dan Light memegang buku itu dan dapat melihat Rem. Light yang menyentuh Death Note itu kemudian mengingat masa lalunya bersama Death Note. Light yang sudah ingat kemudian menuliskan nama Yamada dibalik jam tangannya dimana dia menaruh secarik kertas dari death note. Kematian Yamada kemudian menjadi misteri.
Light yang sudah mengingat kembali masa lalunya bersama Death Note kemudian menyuruh Misa yang telah dibebaskan untuk mengambil Death Note-nya yang dia sembunyikan dahulu. Misa yang menemukan Death Note itu kemudian mengingat lagi masa lalunya dan dapat melihat Ryukk (Dewa Kematian Death Note). Misa kemudian mulai membunuhi orang-orang lagi. Ryuzaki kemudian mengundang Misa ke Markas Besar, saat itu, dia juga menyuruh Soichiro Yagami untuk menyerahkan Death Note yang ada di markas besar ke FBI. Light kemudian menyuruh Rem untuk mengisi nama pengawal yang mengantar Misa didalam Death Note, dengan begitu Rem akan mati. Rem kemudian hancur berubah menjadi pasir. Ryuzaki yang merencanakan jika dia mati, maka pengawal yang mengantar Misa akan meledak untuk menghancurkan Death Note mengalami kegagalan. Pengawal itu mati dan Ryuzakipun mati. Misa kemudian bertemu dengan Light di Lobi. Disana, Light menuliskan nama ayahnya untuk menyerahkan Death Note, ayahnya kemudian kembali ke markas, ternyata Death Note yang ada di tangan Misa adalah palsu. Light menyangka bahwa Misa mengkhianatinya.
Ryuzaki kemudian turun dari tangga sambil memperlihatkan death note-nya. Disana dia sendiri telah menuliskan namanya. Light yang terdesak kemudian berusaha untuk mengambil potongan kertas Death Note yang diselipkan di jam tangannya, saat hendak mengeluarkannya, kemudian jam itupun ditembak oleh salah seorang personil polisi, bernama Tota Matsuda. Saat Light mencoba untuk mengambilnya, Matsuda kemudian menembak kaki Light. Light yang tersudut kemudian meminta Ryuk untuk menuliskan nama semua orang yang ada ditempat itu untuk dibunuh.
Tanpa disangka ternyata Ryuk justru menuliskan nama Light Yagami, Light kemudian mati karena serangan jantung. Death Note kemudian dihancurkan. Ryuzaki yang menunggu kematiannya kemudian mati dengan tenang.
Dalam versi layar lebarnya, tokoh Raito Yagami diperankan oleh aktor muda Tatsuya Fujiwara, sedangkan tokoh L diperankan oleh Kenichi Matsuyama.
Perbedaan Manga dan Layar Lebar
Perbedaan mendasar antara versi manga dengan versi layar lebarnya adalah dalam versi manga, L kalah dan mati dan kemudian digantikan oleh N (Near) dan M (Mello), namun dalam versi layar lebarnya L dapat mengalahkan Light namun tetap berakhir dengan kematian L.

Selasa, 03 Februari 2009

Romance Of The Three Kingdoms

Romance of the Three Kingdoms
From Wikipedia, the free encyclopedia

Jump to: navigation, search
For other uses, see Romance of the Three Kingdoms (disambiguation).
Romance of the Three Kingdoms (traditional Chinese; simplified Chinese: pinyin: sānguó yǎnyì), written by Luo Guanzhong in the 14th century, is a Chinese historical novel based upon events in the turbulent years near the end of the Han Dynasty and the Three Kingdoms era of China, starting in 169 and ending with the reunification of the land in 280.[
It is acclaimed as one of the Four Great Classical Novels of Chinese literature, with a grand total of 800,000 words, nearly a thousand characters, and 120 chapters.
//

Overview
Myths from the Three Kingdoms era existed as oral traditions before any written compilations. In these popular stories, the characters typically took on exaggerated characteristics, often becoming immortals or supernatural beings with magical powers. With their focus on the history of Han Chinese, the stories grew in popularity during the reign of the foreign Mongol emperors of the Yuan Dynasty. During the succeeding Ming Dynasty, an interest in plays and novels resulted in further expansions and retelling of the stories.
The earliest attempt to combine these stories into a written work was Sanguozhi Pinghua (Sānguózhì Pínghuà), literally "Story of Sanguozhi", published sometime between 1321 and 1323. This version combined themes of legend, magic, and morality to appeal to the peasant class. Elements of reincarnation and karma were woven into this version of the story.
The Romance of the Three Kingdoms is traditionally attributed to Luo Guanzhong, who lived sometime between 1315 and 1400 (late Yuan to early Ming period). Some scholars argue for an origin from around the second half of the fifteenth century (mid-Ming) based on characteristics of the text. This theory is extensively developed in Andrew Plaks' Four Masterworks of the Ming Novel. It was written in partly vernacular and partly Classical Chinese and was considered the standard text for 300 years. The author made use of available historical records, including the Records of the Three Kingdoms compiled by Chen Shou, which covered events from the Yellow Turban Rebellion in 184 up to the unification of the three kingdoms under the Jin Dynasty in AD 280. The novel also includes material from Tang Dynasty poetic works, Yuan Dynasty operas and his own personal interpretation of elements such as virtue and legitimacy. The author combined this historical knowledge with a gift for storytelling to create a rich tapestry of personalities, and initially published it in 24 volumes. It was copied by hand until first printed in 1522 as Sanguozhi tongsu yanyi In the 1660s, during Kangxi's reign in the Qing Dynasty, Mao Lun and his son Mao Zonggang significantly edited the text, fitting it into 120 chapters, and abbreviating the title to Sanguozhi yanyi The text was reduced from 900,000 to 750,000 characters; significant editing was done for narrative flow; use of third party poems was reduced and shifted from conventional verse to finer pieces; and most passages praising Cao Cao's advisers and commanders were removed.[6] Scholars have long debated whether Mao's viewpoint was anti-Qing (identifying Southern Ming remnants with Shu-Han) or pro-Qing.The previous version was almost completely supplanted by Mao's edition, which is considered to be the superior literary work.
This novel reflects the Confucian values that were prominent at the time it was written. According to Confucian moral standards, loyalty to one's family, friends, and superiors are important measures for distinguishing good and bad people. In the novel, characters who were not loyal to the collapsing Han Dynasty are portrayed as bad people; on the contrary, modern mainstream ideology in Communist China would say that the deeply suffering masses were trying to overthrow the ruling feudal lords.

Story
It must be understood that one of the greatest achievements of the Romance of the Three Kingdoms is the extreme complexity of its stories and characters. The novel is studded with numerous secondary stories. As such, the following effort only serves as a summary of the central story:
Three Heroes of Three Kingdoms, silk painting by Sekkan Sakurai (1715-1790), depicting Liu Bei, Guan Yu and Zhang Fei. This painting is usually hung in the offices of businessmen to show that they are trustworthy, just as these brothers were to each other.
Yellow Turban (Scarf) Rebellion
The story begins in the final years of the Han Dynasty when incompetent eunuchs deceived the emperor and banished good officials. The government had become extremely corrupt on all levels, leading to widespread deterioration of the empire. During the reign of the penultimate Han emperor, Emperor Ling, the Yellow Turban Rebellion broke out under the leadership of Zhang Jiao, who allegedly practiced Taoist wizardry. Zhang Jiao pretended to be a traveling healer curing people of sickness while secretly inciting them to revolt. In this time of turmoil, many of the major characters in the story are introduced; Liu Bei, Guan Yu, Zhang Fei, Cao Cao, Sun Jian, etc.
The rebellion was barely suppressed by imperial troops under the command of He Jin, Emperor Ling’s brother-in-law and the Supreme Commander of the armies of the Central Government. Fearing his growing power, the eunuchs under Zhang Rang lured He Jin alone into the palace following Emperor Ling's death and murder that was orchestrated by his rivals. His stunned guards, led by Yuan Shao, responded by charging into the palace, which turned into an indiscriminate slaughter. In the ensuing confusion, the child Emperor Shao and the Prince of Chenliu (later Emperor Xian) disappeared from the palace.
Dong Zhuo's tyrannical rule
Soon, the Emperor and the Prince were discovered by soldiers belonging to the warlord Dong Zhuo from Western Liang, who proceeded to seize control of the capital under the pretext of protecting the emperor. Dǒng later had Emperor Shao deposed and replaced with the Prince of Chenliu, who became Emperor Xian. Under Dong Zhuo’s violent rule, the people suffered greatly. There were assassination attempts on him by both the court physician Wu Fu and Cao Cao but both attempts failed.
Cao Cao managed to escape and issued an edict in the emperor's name to all governors, calling them to remove Dong Zhuo from power. Under general Yuan Shao, 18 governors and nobles joined forces in a campaign against Dong Zhuo, but undermined by poor leadership and conflict of interest, they only managed to drive him from the capital Luoyang to Chang'an. However, Dong Zhuo was later betrayed and murdered by his own foster son Lü Bu, from a dispute over the beautiful Diaochan, in a scheme orchestrated by minister Wang Yun.
Conflict among the various warlords and nobles
In the meantime, however, the empire was already disintegrating into civil war. Sun Jian, governor of Changsha, found the Imperial Seal at the bottom of a well in the ruins of Luoyang but secretly kept it for his own purposes, further weakening royal authority. Without a strong central government, warlords began to rise up and fight each other for land and power. In the north, Yuan Shao and Gongsun Zan were at war, and in the south, Sun Jian and Liu Biao. Many others, even those without title or land, such as Cao Cao and Liu Bei, were also starting to build up power.
Cao Cao took Emperor Xian from Dong Zhuo’s former subordinates Li Jue and Guo Si and established the new court in Xuchang. Even more powerful now with the emperor in his control, Cao Cao quickly subdued his rivals such as Lü Bu, Yuan Shu and Zhang Xiu, culminating in his greatest military victory, over Yuan Shao in the famous Battle of Guandu despite being outnumbered 10-to-1. Cao Cao pursued the defeated Yuan clan and finally united northern China, which later served as the foundation for the Kingdom of Wei.
Sun Ce builds a dynasty in Jiangdong
Meanwhile, an ambush had violently concluded Sun Jian's life in a war with Liu Biao, fulfilling his own rash oath to heaven. His eldest son Sun Ce then delivered the Imperial Seal as tribute to rising royal pretender Yuan Shu of Huainan, in exchange for much needed reinforcements. Now, like the proverbial tiger that has been given claws, he soon secured himself a state in the rich riverlands of Jiangdong, on which the Kingdom of Wu would eventually be founded. Tragically, Sun Ce also died at the height of his career from illness under stress of his terrifying encounter with the ghost of Yu Ji, a venerable magician whom he had falsely accused and executed in jealousy. However, his successor and younger brother Sun Quan, led by skilled advisors Zhou Yu and Zhang Zhao, proved to be a masterful and charismatic ruler, inspiring hidden talents from across the land such as Lu Su to join his service, while raising a strong military which would truly receive a trial by fire in Cao Cao’s great southern campaign.
Liu Bei's unrealized ambition
Liu Bei, along with his sworn brothers Guan Yu and Zhang Fei had sworn allegiance to the Han Dynasty (in the famous Oath of the Peach Garden) and pledged to do their best to serve the emperor and the common people. However, their goals and ambitions had not been realized until the later part of the novel. Liu Bei, ever since he had successfully quelled the Yellow Turban Rebellion, was not recognized for his efforts and was made only the magistrate of a small county. Later, Liu Bei joined Gongsun Zan and participated in the war against Dong Zhuo. Cao Cao invaded Xuzhou as a revenge against Tao Qian, the governor of Xuzhou who unknowingly allowed his subordinate to kill Cao Cao’s father. Liu Bei led his troops from Pingyuan to help Tao Qian and Tao passed on his post as Governor of Xuzhou to Liu Bei before he died. At that same time, Lu Bu was at war with Cao Cao as he also longed to dominate China ever since he had killed Dong Zhuo. Lu Bu was defeated by Cao Cao and he sought refuge under Liu Bei. Later, Lu Bu repaid Liu Bei’s kindness with evil and seized control of Xuzhou. Liu Bei was forced to join forces with Cao Cao and they defeated Lu Bu. Lu Bu was executed and Liu Bei became officially recognized by Emperor Xian as the Emperor’s Uncle. Liu Bei plotted with some officials to kill Cao Cao as Cao Cao wielded far too much power and had the intention of usurping the throne. Liu Bei failed to kill Cao Cao as the plot was exposed. He seized control of Xuzhou but lost to Cao Cao when Cao Cao led his troops to conquer Xuzhou. Liu Bei got control of Runan with help from some former Yellow Turban rebels but was defeated once again by Cao Cao in battle. Liu Bei had no choice but to move to Jingzhou to seek Liu Biao’s protection. Liu Biao treated Liu Bei with respect and put him in charge of Xinye. At Xinye, Liu Bei recruited the talented military strategist Zhuge Liang personally and slowly built up his forces.
Battle of the Red Cliff
Cao Cao, who declared himself the Prime Minister, led his troops to attack southern China after uniting the north. At Xinye, he was defeated twice by Liu Bei’s forces but Liu Bei lost Xinye and had to move to Jingzhou. Unfortunately, Liu Biao had died by then and left Jingzhou split between his two sons Liu Qi and Liu Cong. Liu Bei led the civilians of Xinye to Xiangyang, where Liu Cong ruled but Liu Bei was denied entry. Liu Cong later surrendered to Cao Cao, and Liu Bei had no choice but to move to Jiangxia where Liu Qi ruled. On the way, Liu Bei and the civilians were pursued by Cao Cao’s troops and several innocent civilians were killed. Liu Bei and his men managed to reach Jiangxia where he established a strong foothold against Cao Cao’s invasion.
To resist Cao Cao’s invasion, Liu Bei sent Zhuge Liang to persuade Sun Quan in Jiangdong to form an alliance. Zhuge Liang managed to persuade Sun Quan to form an alliance with Liu Bei against Cao Cao and stayed in Jiangdong as a temporary advisor. Sun Quan placed Zhou Yu in command of the forces of Jiangdong (Eastern Wu) to defend against Cao Cao’s invasion. Zhou Yu felt that the talented Zhuge Liang would become a future threat to Eastern Wu and tried several times to kill Zhuge Liang, but failed. In the end, he had no choice but to co-operate with Zhuge Liang for the time being as Cao Cao’s armies were at the border. Cao Cao was defeated at the Battle of the Red Cliff, also called the battle of Chibi, by the combined forces of Liu Bei and Sun Quan and forced to flee back to Jingzhou.
Traditional site of the Red Cliff
Tension between Liu Bei and Sun Quan
After the great battle at the Red Cliff, Eastern Wu and Liu Bei vied for control of Jingzhou. Zhou Yu led the troops of Eastern Wu to attack Jingzhou and gained a victory, but eventually Jingzhou ended up in Liu Bei’s hands, as Zhuge Liang had advised Liu Bei to seize Jingzhou while Zhou Yu and Cao Cao’s forces were at war. Zhou Yu was extremely unhappy and reported the matter to Sun Quan. Sun Quan dispatched Lu Su to Jingzhou to negotiate with Liu Bei for Jingzhou. Again and again, Liu Bei refused to hand over Jingzhou to Eastern Wu. Sun Quan had no choice but to use new strategies suggested by Zhou Yu to take Jingzhou. One of these was the Beauty Scheme, in which Sun Quan lured Liu Bei to Jiangdong (where he intended to hold Liu Bei hostage in exchange for Jingzhou) by pretending to betroth his younger sister, Lady Sun to Liu Bei. However, Zhuge Liang outwitted Zhou Yu, and Liu Bei returned to Jingzhou safely with his new wife. Zhou Yu tried and failed repeatedly to take Jingzhou. After being infuriated by Zhuge Liang twice, Zhou Yu eventually coughed out blood. The third time, he coughed out even more, and died unconscious.
Ma Chao
In the northwest, Ma Chao started a campaign against Cao Cao to avenge his father, Ma Teng, who was killed by Cao Cao. Ma Chao’s forces were formidable as he had the support of Han Sui and troops from the Qiang minority. However, Cao Cao managed to defeat Ma Chao’s forces by using cunning strategies to make Ma Chao and Han Sui turn against each other. Han Sui surrendered to Cao Cao and Ma Chao was left stranded. Ma Chao later sought refuge under Zhang Lu of Hanzhong, and eventually joined Liu Bei.
Liu Bei controls Xichuan and Jingzhou
After Zhou Yu’s death, relations between Liu Bei and Sun Quan deteriorated, but not to the point of outright war. Following Zhuge Liang's advice, Liu Bei invaded and conquered Xichuan, where the incompetent noble Liu Zhang ruled. He also took Hanzhong, which had been in Cao Cao’s control. Liu Bei proclaimed himself King of Hanzhong, while Cao Cao had himself promoted from Prime Minister to King of Wei; Sun Quan was known as the Duke of Wu. At this time, Liu Bei ruled a vast area of land from Jingzhou to Sichuan in the west. This would later serve as a strong foundation for the founding of the Kingdom of Shu. Meanwhile, Cao Cao and Sun Quan were also at war, with defeats and victories for both sides at the Battle of Ruxukou and Battle of Hefei.
The situation among the three major powers almost reached a stalemate after this, until Cao Cao died due to a brain tumor. The following year, Cao Cao’s son Cao Pi forced Emperor Xian to abdicate, ending the Han Dynasty which had lasted for centuries. Cao Pi proclaimed himself emperor and renamed his dynasty Cao Wei. In response to this, Liu Bei declared himself Emperor of Shu Han, to signify that he still carried on the bloodline of the Han royal family, but was based in the lands of Shu.
Death of Guan Yu
Sun Quan, tired of Liu Bei’s repeated refusals to hand over Jingzhou, made plans to retake it. He made peace with Cao Cao and was bestowed the title of Prince of Wu. Liu Bei left his sworn brother Guan Yu in charge of Jingzhou, and Guan led the Jingzhou troops to attack Cao Cao. Sun Quan took advantage of the situation and sent Lu Meng to seize Jingzhou. Lu Meng disguised his troops as merchants and finessed a quiet entry. As Guan Yu was besieging Cao Wei general Cao Ren, Lu Meng's forces attacked Guan Yu from the rear, and routed his army with ease. Guan Yu's general Liao Hua volunteered to ride his horse through the oncoming horde of Wu soldiers to Liu Feng's castle to request reinforcements. Liu Feng, fearing that he would be in danger with a smaller force of soldiers, refused, and this ultimately led to the fall of Guan Yu. In desperate retreat, Guan Yu's army scattered, and Guan was captured. Sun Quan had him beheaded after he refused to renounce his loyalty to Liu Bei. Liu Bei deeply grieved the death of Guan Yu and the loss of Jingzhou. He was already planning to avenge Guan Yu when he heard that his other sworn brother, Zhang Fei, had been murdered in his sleep by subordinates who then fled to Eastern Wu. Liu Bei was determined to avenge both brothers. Disregarding advice from Zhuge Liang, Zhao Yun, and others, Liu Bei led a formidable army of 750,000 to attack Eastern Wu.
Battle of Yiling
Sun Quan offered Liu Bei the return of the Jing province and of his sister (Liu's ex-wife Lady Sun). Liu Bei's advisers, including Zhuge Liang, urged him to accept these terms, but Liu persisted. After initial victories, a series of strategic mistakes due to the impetuosity of Liu Bei led to the cataclysmic defeat of Han troops in the Battle of Yiling. However, Lu Xun, the commander of Wu who spearheaded the war against Shu Han, refrained from pursuing Liu Bei’s defeated troops. Famous generals from both Shu Han and Eastern Wu forces perished. Lu Xun’s caution was vindicated when Cao Pi launched an invasion against Wu, thinking that Wu forces would still be abroad. The invasion was crushed by strong Wu resistance, coupled with a plague outbreak.
An artist impression of Zhuge Liang holding his trademark feather fan.
Meanwhile, in Baidicheng, sixty-two year old Liu Bei, ailing after three years of neglecting his health, died, leaving his young son Liu Shan in the care of Zhuge Liang. In a moving final conversation between Liu Bei and Zhuge Liang, Liu Bei asked Zhuge Liang to assume the imperial throne himself in place of Liu Shan, should Liu Shan prove to be inept. He refused to do so, and swore that he would remain faithful to the trust that Liu Bei had for him. This promise was to be a raison d'être for the rest of Zhuge Liang's life.
Zhuge Liang calmly fends off five armies
Cao Pi, following Sima Yi’s advice, induced several forces, including Sun Quan, turncoat Shu general Meng Da, Meng Huo of the Nanman, and the Qiang tribe, to attack Shu Han, in coordination with a Cao Wei army. Zhuge Liang successfully deployed the Shu Han troops and caused the five armies to retreat without shedding a single drop of blood. An envoy from Shu Han named Deng Zhi subsequently persuaded Sun Quan to renew its former alliance with Shu Han.
In one of his final strokes of brilliance, Zhuge Liang personally led the Shu troops to subdue the southern barbarian king Meng Huo of the Nanman tribe. The barbarian troops were no match for the Shu troops and Zhuge Liang captured Meng Huo seven times by using cunning strategies. The first six times, Meng Huo complained that he had been captured by trickery, and had no chance to fight a real battle with the Shu troops. Zhuge Liang agreed to let him go every time, allowing him to come back again for another battle. The seventh time, Zhuge Liang wanted to release Meng Huo once again but this time Meng Huo refused. Meng Huo was ashamed of rebelling against Shu Han and was so deeply touched by Zhuge Liang’s benevolence that he swore allegiance to Shu Han forever.
Battle of wits between Zhuge Liang and Sima Yi
At this time, Cao Pi also died of illness and was succeeded by Cao Rui. Ma Chao died of illness as well at age 46. In Jiangdong, Sun Quan declared himself Emperor of Eastern Wu. Zhuge Liang then turned his eyes northwards, and planned to attack Wei to restore the Han Dynasty as he had promised Liu Bei at the latter’s deathbed. However, his days were numbered and Shu was far too weak to overcome the material superiority of Wei. His last significant victory against Wei was probably the defection of Jiang Wei, a young general whose brilliance paralleled his own.
Zhuge Liang all along had a chronic illness, which was compounded when he refused to rest even into the early hours of the morning, so that he would be able to complete his analysis of the battlegrounds or to formulate his next plan. He finally died of sickness at the Battle of Wuzhang Plains, while leading a stalemated battle against the Wei commander, Sima Yi, with his far superior force. As a final ploy, he ordered his trusted generals to fake a statue of himself to scare off Sima Yi in order to buy time for the Shu army to retreat to Hanzhong.
Sima family controls Wei
The long years of battle between Shu and Wei saw many changes in the ruling Cao family in Wei. The Cao family gradually grew weak after the death of Cao Rui and Sima Yi slowly plotted to usurp the throne. Sima Yi removed Cao Shuang, a powerful noble of Wei from power with a cunning strategy and since then the power of Wei had been in the hands of Sima Yi. After Sima Yi’s death, his sons Sima Shi and Sima Zhao continued wielding the power of Wei in their hands. Sima Zhao had Cao Fang removed from the throne and replaced Cao Fang with Cao Mao. Later, Cao Mao tried to assassinate Sima Zhao, who had the intention of usurping the throne, but was killed by Sima Zhao’s subordinate. Sima Zhao pretended to grieve and mourn Cao Mao’s death and even later had his subordinate, whom he ordered to kill Cao Mao, executed for committing regicide.
End of the Three Kingdoms
Jiang Wei carried on Zhuge Liang’s campaign against Wei for a bitter three decades. However, Liu Bei’s son Liu Shan did not heed Jiang Wei’s advice and listened to the evil eunuch Huang Hao instead. In order to escape from the rival officials in the court, Jiang Wei decided to resign from his military title for the time being and went off to a fertile land of Tazhong. The Wei general Deng Ai, who was at war with Jiang Wei, took the chance to attack Shu Han. Deng Ai and his troops arrived in front of Chengdu, the capital city of Shu-Han, by taking a shortcut. Liu Shan surrendered without a battle and ended the Kingdom of Shu-Han. Jiang Wei planned to rebuild Shu-Han by uniting forces with a Wei general, Zhong Hui, who was at odds with Deng Ai. However, he was not able to see it to the end when his heartache grew intolerable in the midst of the final battle. Seeing the rebellion has failed, he then killed himself with a sword, marking the last stand of Shu.
In Eastern Wu, there was internal conflict among the nobles ever since the death of Sun Quan. Zhuge Ke tried to usurp the throne of Eastern Wu but was assassinated by Sun Lin. Later, Sun Lin himself also lusted for power and had the emperor of Eastern Wu Sun Liang deposed and replaced with Sun Xiu. Sun Xiu sought help from the old veteran general Ding Feng and had Sun Lin assassinated, and the power of Eastern Wu went back into the hands of the emperor. This did not last for long.
In Wei, Sima Yan, son of Sima Zhao, finally forced the last Wei emperor Cao Huan to abdicate in the same manner as Cao Pi had forced Emperor Xian of Han to abdicate. Sima Yan established the Jin Dynasty in AD 265, declaring himself the first emperor of the new dynasty. The Kingdom of Wei came to an end.
Sima Yan ordered the Jin troops to attack Eastern Wu from the former land of Shu-Han and succeeded in conquering Eastern Wu after a long period of struggle when the last tyrannical emperor of Eastern Wu, Sun Hao surrendered. Thus the Three Kingdoms period concluded after almost a century of civil strife.
Historical accuracy
See also: List of fictitious stories in Romance of the Three Kingdoms
The novel draws from historical sources, including Chen Shou's Records of Three Kingdoms. Other major influences include Liu Yiqing's Shishuo xinyu or A New Account of Tales of the World, published 430, and the Sanguozhi pinghua, a chronological collection of eighty fictional sketches starting with the peach garden oath and ending with Zhuge Liang's death. Some fifty or sixty Yuan and early Ming plays about the Three Kingdoms are known to have existed, and their material is almost entirely fictional, based on thin threads of actual history. The novel is thus a return to greater emphasis on history, compared to these dramas. The novel also shifted towards better acknowledgement of the Southland's historical importance, while still betraying some prejudice against them. Zhang Xuecheng wrote that the novel consists of 70% history and 30% non-history The "non-history" parts have different sources, besides unofficial historical records, folk stories and Sanguozhi pinghua, some were created by the author on his own. Nonetheless, the description of the social conditions and the logic that the characters use is accurate to the Three Kingdoms period, creating "believable" situations and characters, even if they are not historically accurate.
Romance of the Three Kingdoms, like the dramas and folk stories of its day, features Liu Bei and his kingdom as the protagonist; hence the depiction of the people in Shu-Han was gloriifed. The antagonists, Cao Cao, Sun Quan and their kingdoms, on the other hand, were often denigrated. This suited the political climate in the Ming Dynasty, unlike in the Jin Dynasty, when Cao Wei was considered the legitimate successor to the Han.
Some non-historical scenes in the novel have become well-known and entered traditional Chinese culture.
Literary analysis
Portrait of Pang De in a scene during the Battle of Fancheng from a Qing Dynasty edition of the Romance of the Three Kingdoms
Dominant themes of the novel include: the rise and fall of the ideal liege (Liu Bei) finding the ideal minister (Zhuge Liang); the conflict between the ideal liege (Liu Bei) and the consummate villain (Cao Cao); and the cruelties and injustice of feudal or dynastic government.[
Luo Guanzhong's re-telling of this story also gives a window into the politics of his time. The later Míng Emperor Wanlì had officially elevated Guan Yu to the position of a god, Lord Guan, to promote Guan Yu's characteristics of bravery and extreme fidelity (characteristics the emperor no doubt wanted to promote in his subjects). Recent research finds in Luo Guanzhong's Guan Yu a fascinating reflection of Chinese culture under Míng rule, the author complying with the program of imperial propaganda while also subtly subverting it.
Besides the famous oath, many Chinese proverbs in use today are derived from the novel:
Buddhist aspects
Romance of the Three Kingdoms recorded stories of a Buddhist monk, who was a friend of the renowned general Guan Yu and informed him of an assassination attempt. As the novel was written in the Ming Dynasty, more than 1000 years after the era, these stories showed that Buddhism had long been a significant ingredient of the mainstream culture and may not be historically accurate. Luo Guanzhong preserved these descriptions from earlier versions of the novel to support his portrait of Guan Yu as a faithful and a man of virtue. Guan Yu was, from then onwards, known as Guan Gong, "Lord Guan."
Popular saying
Regarding this novel and another Chinese classic Water Margin, there is a popular saying in China that goes: translated as "The young shouldn't read Water Margin while the old shouldn't read The Three Kingdoms." The former depicts the lives of outlaws and their defiance with the established social system. Depicting frequent violence, brawls, passionate brotherhood and an emphasis on machismo, it could easily have a negative influence on young boys. The latter presents all kinds of sophisticated stratagems, deceptions, frauds, trickeries, traps and snares employed by the three kingdoms and their individual characters to compete with each other, which might tempt the experienced old readers (the elderly are traditionally well respected, trusted and considered wise and kindhearted in Chinese society) to use them to harm other people. Also, old people are supposed to "know the will of the heavens" (says Confucius). They shouldn't exhaust or strain themselves with always having to consider how to deceive others.
Cultural references
The story of the Romance of the Three Kingdoms has been told in numerous forms including television series, manga and video games.
Chinese manhua
List of related manhua
· The Ravages of Time is a Chinese manhua which retells the events of Romance of the Three Kingdoms. The drawing style is dark and grim, and while it keeps the main plot intact, the finer details are dramatized.
· Lee Chi Ching also has a manhua named Sanguozhi and a spin-off Battle of Chi Bi
· The manhua Wu Ba San Guo authored by Yong Ren (永 仁) and Cai Jing Dong.
· The manhua Sanguo Yanyi by Sun Jia Yu (孙 家裕)
· The manhua Jia Qing Qu by Lü Xiang Ru (吕 相儒).
· The manhua San Guo Shen Bing by Yip Ming Faat (叶 明发).
Japanese manga
The Romance of the Three Kingdoms has been adapted into several comic versions in Japan, varying in levels of historical accuracy and loyalty to the original novel and popular tradition. Some of the most widely read in Japan are:
· Sangokushi (which is also the Japanese reading for "The Three Kingdoms", the historical account on which "Romance of the Three Kingdoms" is based) by Yokoyama Mitsuteru (Ushio Shuppansha) and the adapted anime Yokoyama Mitsuteru Sangokushi.
· Sōten Kōro by King Gonta (Kodansha)
· Ryūrōden by Yoshito Yamahara (Kodansha)
· Tenchi o Kurau by Motomiya Hiroshi (Shueisha)
· Qwan by Aki Shimizu (Media Factory).
· The manga Ikki Tousen is loosely based on Romance of the Three Kingdoms, but the characters in the story refer to the names in the Japanese version of the book. In the series most characters appear to have similar fates to the characters of the same name from the classic novel.
· The manga Lord (覇-LORD-) by Ryoichi Ikegami and Buronson is very loosely based on Romance of the Three Kingdoms. In the series a general from the Nakoku country became Liu Bei.
· The story serves as the basis for SD Gundam Sangokuden: Romance of the Three Kingdoms, a manga/model kit line in the long running Musha Gundam SD Gundam series.
· The manga Dragon Sister! Sangokushi Hyakka Ryōran by Nini.
· The series Sangoku Musō adapted from the game Dynasty Warriors by Koei, illustrated by Motokage Takara.
· The comedy manga Sangoku Shōden no Gentoku Ōshinutsu by Shirai Eriko .
· The manga Kotosato no Kusa by Shimizu Akeru (志水 明).
· The manga Bureishi Sangokushi by Ichikawa Ryūnosuke (壱河 柳乃助).
· The manga Ryofuko and the adapted anime Yawaraka Sangokushi Tsukisase!! Ryofuko-chan.
· The manga Shinbu - Can Two Lords Be in the Grand Country? by Yasuhiko Yoshikazu.
Film and television
There are multiple television series based on this tale. The 84-episode TV serial Romance of the Three Kingdoms was aired by CCTV, while the Japanese anime series Yokoyama Mitsuteru Sangokushi ran for 47 episodes on TV Tokyo between 1991 and 1992, focusing on the stories before the Battle of Chibi. A remake of the original CCTV series is currently in production and scheduled to be released in 2010.
In 2007, a new anime series was created, focusing very loosely on the tale, it is called Koutetsu Sangokushi
Three Kingdoms: Resurrection of the Dragon is a movie based on Romance of the Three Kingdoms, released in 2008. The movie focused on the story of Shu general Zhao Yun. The plot is very different and chronologically out of sync compared to the novel. A new fictional character, Cao Cao's grand daughter, is shown as campaigning against Zhao Yun, although in the novel she does not appear.
Red Cliff is an acclaimed Chinese epic movie based on the pivotal Battle of Red Cliff, the first part released widely in Asia in July 2008. The plot hews very closely to the novel and its historical basis, the Chronicle of the Three Kingdoms. Notable scenes depicted in the novel are the initial attacks of Cao Cao on Liu Bei's army in Shu territory; Zhuge Liang's skillful persuasion of Sun Quan to go to war; and the innovative battle formations used in war. The movie is highly acclaimed, claiming the Singapore box office #1 spot for many weeks.
Computer and video games
Liu Bei (middle), Guan Yu (right), and Zhang Fei (left), as they appear in Dynasty Warriors 5.
There are also PC games based on this tale. The best known of these games are from Koei, which released eleven Romance of the Three Kingdoms strategy titles, usually only released in Asia, excluding expansions (known as 'PK' packs). These strategy titles are one of their most famous franchises and were originally based on the same concept as the earlier Nobunaga's Ambition. This series is also released on video games consoles such as the NES, Super NES, Sega Genesis, Sega CD, Sega Saturn, PlayStation and PlayStation 2. Unlike their PC counterparts, the console versions are much more frequently found outside of Asia.
Another popular Three Kingdoms game series by Koei is Dynasty Warriors, which uses an action "beat 'em up"-style with tactical elements. The series has been released for PlayStation, PlayStation 2, PlayStation3, Xbox, Xbox 360, PlayStation Portable, Game Boy Advance, Nintendo DS, and the PC. It has also generated a spinoff series, Dynasty Tactics, and Warriors Orochi series.
Also seen are the Sango Fighter series which portrayed the generals as characters in a two-dimensional fighting game.
A 2D computer role-playing game series, entitled Fantasia Sango, was released by Taiwanese game company UserJoy Technology. It uses the events of the Romance of the Three Kingdoms as the backdrop for the plot. The re-telling of the story also involves traditional Chinese supernatural entities and concepts. Besides Fantasia Sango, UserJoy Technology has also developed The Legend of Three Kingdoms Online, a MMORPG.
Capcom released various games based on Motomiya Hiroshi's manga Tenchi o Kurau. These were "brawler" games released for the arcade known as Dynasty Wars, and its sequel, Warriors of Fate. There are also two console role playing games for the NES, the first of which was released in North America as Destiny of an Emperor.
Three installments of a similar game to Warriors of Fate, Knights of Valour, were released by International Games System. These are best described as side-scrolling "beat-'em-up" games, similar to the Double Dragon arcade games.
Sega released a hybrid card/board/strategy game entitled Sangokushi Taisen, in which players manipulate cards on a tabletop to move military units in order to take destroy enemy castles.
The real-time strategy game Three Kingdoms: Fate of the Dragon, released for the PC by Eidos Interactive in 2001, portrays all of the events appearing in the Romance of the Three Kingdoms story.
The visual novel Koihime Musō by BaseSon illustrates many heroes from Romance of the Three Kingdoms as female warriors and lords.

sorry if there is word fault